Senin, 17 Februari 2014

PERSEPSI DAN RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PUBLIK



Variasi Persepsi tentang Administrasi Publik
Menurut Mc. Curdy ada beberapa persepsi tentang Administrasi Publik; Administrasi Publik dapat dilihat sebagai suatu proses politik yaitu sebagai salah satu metode memerintah suatu Negara; Administrasi Publik juga dianggap sebagai cara yang prinsipil untuk melakukan berbagai fungsi Negara; Administrasi Publik bukan hanya persoalan administrasi tetapi juga persoalan politik. Ruang lingkup dan dunia administrasi publik sulit dipisahkan dari  dunia politik.
Istilah tersebut oleh para ahli ilmu politik digunakan istilah birokrasi, hal ini disebabkan birokrasi lebih mudah dipahami dan diamati secara nyata oleh orang awam dari pada istilah Administrasi Publik. Variasi pemahaman ini mungkin juga berasal dari pengertian istilah Publik yang diartikan sebagai masyarakat luas sebagai lawan dari individu atau diartikan sebagai mereka yang bekerja untuk kepentingan masyarakat luas atau lembaga pemerintahan.
Variasi makna Administrasi Publik dapat dilihat juga dari persepsi orang tentang kata Administrasi Publik itu sendiri, persepsi-persepsi itu antara lain:
a.           Administrasi of Public atau administrasi dari publik, hal ini menunjukan bagaimana pemerintah berperan sebagai agen tunggal yang berkuasa atau sebagai regulator yang selalu aktif dan berinisiatif untuk mengatur atau mengambil langkah-langkah dan prakarsa yang menurut mereka penting bagi masyarakat, masyarakat diperlakukan sebagai pihak yang pasif, kurang mampu dan harus tunduk menerima apa saja yang dilakukan pemerintah.
b.          Administrasi by Public atau administrasi oleh publik, membawa suatu makna yang sangat berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat lebih mengutamakan kemandirian dan kemampuan masyarakat. Dalam hal ini kegiatan pemerintah lebih mengarah kepada “Empowerment” yaitu pemerintah berupaya memfasilitasi masyarakat agar mampu mengatur hidupnya tanpa harus sepenuhnya tergantung terus menerus kepada pemerintah. Akibatnya masyarakat dapat memiliki tingkat persepsi tinggi.
c.           Administration for Public; yaitu pemerintah lebih berperanan dalam mengemban misi pemberian pelayanan publik (service provider) yang diasumsikan bahwa pemerintah lebih responsive atau lebih tanggap terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat dan lebih mengetahui cara terbaik untuk memberi pelayanan public kepada masyarakat

Ruang Lingkup Administrasi Publik
Suatu pemetaan dimensi-dimensi strategis administrasi publik termasuk informasi tentang “core competencies” yang harus diperhatikan dalam administrasi publik. Kemampuan dalam menyusun suatu kebijakan publik, merancang struktur organisasi publik, menerapkan prinsip-prinsip manajemen piblik, menggunakan moral dan etika yang tepat, mengenal dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungan dan mempertanggungjawabkan kinerja yang dicapai.
Administrasi publik, menurut Chander dan Plano adalah proses dimana sumberdaya dan personal publik diorganisasi untuk memformulasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik. Selain itu administrasi publik juga merupakan seni dan ilmu (art and sciene) yang ditujukan untuk mengatur “public affairs” dan melaksanakan berbagai tugas yang telah ditetapkan.
Adapun ruang lingkup suatu administrasi publik meliputi dimensi-dimensi strategis sebagai berikut : a). Dimensi Kebijakan, b). Dimensi Organisasi, c). Dimensi Manajemen, d). Dimensi Lingkungan.

Dimensi Kebijakan
Dimensi kebijakan berkenaan dengan keputusan tentang apa yang harus dikerjakan. Dimensi kebijakan ini sangat penting mengingat kedudukannya sebagai penentu tentang apa yang hendak dikerjakan.
Apa itu policy atau kebijakan? Policy dapat dilihat sebagai konsep filosofis, sebagai suatu produk. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan merupakan serangkaian prinsip atau kondisi yang diinginkan sebagai produk, kebijakan dipandang sebagai serangkaian kesimpulan atau rekomendasi.
Menurut Chander dan Plano “kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintahan, selain itu kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang kontinyu oleh pemerintah demi kepentingan orang-orang yang tidak berdaya dalam masyarakat agar mereka dapat hidup dan ikut berpartisipasi dalam pertahanan”

Dimensi Manajemen
Dimensi manajemen berkenanan dengan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip manajemen untuk mengimplementasikan kebijakan publik. Dimensi ini memusatkan perhatian pada bagaimana melaksanakan apa yang telah diputuskan melalui prinsip-prinsip tertentu yaitu prinsip manajemen.
Penekakan pada aspek pelaksanaan ini tercermin dari definisi manajemen yang disampaikan oleh Mary Parker yaitu manajemen sebagau suatu “ proses pencapaian hasil melalui orang lain” definisi tersebut mengandung beberapa elemen penting yaitu :a). manajemen adalah suatu proses kerjasama yang mengandalkan sinergisme, b). proses tersebut dilakukan antara orang-orang, yang dipimpin oleh seorang yang berfugsi sebagai manajer atau pimpinan, c). kerjasama tersebut dituntun oleh prinsip-prinsip tertentu yang
telah teruji keterandalannya.

Dimensi Organisasi
Dimensi organisasi berkenaan dengan siapa atau kelompok mana yang harus mengimplementasikan atau mengerjakan apa yang telah diputuskan. Aspek pertama yang ditekakankan adalah pembagian tugas, fungsi dan tanggung jawab dalam bekerja baik secara vertikal (mulai dari jabatan paling atas sampai paling bawah) maupun secara horisontal (berbagai unit-unit atau bidang-bidang yang dibentuk). Aspek kedua yang tidak kalah pentingnya adalah apakah pihak yang mengerjakan pekerjaan tersebut mampu atau memiliki kompensasi yang memadai dalam mengerjakannya. Dan aspek yang ketiga adalah apakah ada keseimbangan antara otoritas dalam mengerjakan suatu tugas, dengan kemampuan dalam mengerjakan tugas tersebut. Dalam kenyataan, keseimbangan antara otoritas dan kemampuan cenderung tidak terjadi sehingga menimbulkan masalah.
Dwight Waldo yang tertarik dengan struktur mendefinisikan organisasi sebagai struktur otoritas dan hubungan personal dalam suatu sistem administrasi, sementara Chester Barnard yang cenderung melihat organisasi sebagai suatu sistem, mendefinisikannya sebagai suatu sistem aktivitas yang terkoordinasikan secara sadar, atau sistem kekuatan dua orang atau lebih.

Dimensi Etika
Dimensi etika dianalogikan dengan sensor di dalam administrasi publik. Dimensi ini dapat berpengaruh pada dimensi-dimensi lain dan sangat mempengaruhi tercapai-tidaknya tujuan administrasi publik pada umumnya dan organisasi publik pada khususnya.
Aplikasi moral dan etika dalam praktek dapat dilihat dati Kode Etik yang dimiliki administrator publik. Kode etik di Indonesia masih terbatas pada beberapa kalangan seperti ahli hukum dan kedokteran. Kode etik bagi kalangan profesi yang lain masih belum ada, meskipun banyak yang berpendapat bahwa nilai-nilai agama dan etika moral Pancasila sebenarnya sudah cukup untuk menjadi pegangan bekerja atau bertingkah laku, dan yang menjadi masalah sebenarnya adalah bagaimana implementasi dari nilai-nilai tersebut.

Dimensi Lingkungan
Dinamika atau perubahan dimensi internal administrasi publik seperti kebijakan, manajemen, organisasi, moral atau etika dan kinerja dalam administrasi publik sangat dipengaruhi oleh dimensi eksternal administrasi publik yaitu lingkungan.
Pentingnya pengaruh lingkungan tersebut disadari sejak munculnya konsep dan teori tentang ekologi administrasi atau ekologi organisasi atau sejak
Lingkungan diartikan sebagai semua faktor yang berada diluar organiasasi atau semua yang berada diluar batas organisasi. Lingkungan ini mencakup lingkungan umum (general environment) yang mempengaruhi organisasi secara tidak langsung, atau kurang begitu dirasakan secara langsung seperti kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya dan hukum dan lingkungan khusus (specific environment) yang memiliki pengaruh yang terasa secara langsung seperti pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja, asosiasi perdagangan dan kelompok penekan.
Ada dua karakter penting dari lingkungan yaitu turbulence dan munificience. Turbulence berkenaan dengan sifat lingkungan mengalami perubahan yang kacau balau atau tetap stabil, sedangkan menificient berkenaan dengan sifat lingkungan yang mengalami tingkat kelangkaan atau kelimpahan sumber daya yang penting. Suatu organisasi apabila hendak bertahan hidup atau berkembang harus memperhatikan kedua sisi penting dari lingkungan ini. Organisasai tersebut harus mengamati apakah lingkungan cenderung stabil atau labil agar dapat mengambil tindakan atau keputusan yang sesuai dengan karakteristik lingkungan tersebut.

Dimensi Kinerja
Di Indonesia, pengukuran kinerja instansi pemerintah jarang dilakukan, sementara pengukuran kinerja pegawai masih didasarkan pada standar evaluasi yang lama dan sering menimbulkan masalah, yaitu melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Standar tersebut telah digunakan dan telah bertahan lama, jarang dievaluasi dan direvisi untuk disesuaikan dengan perubahan paradigma dan tuntutan publik. Standar penilaian yang digunakan masih bersifat seragam, dan sering dinilai kurang mengakomodasi variasi-variasi bidang tugas pokok dan fungsi pegawai, misi institusi dan ke khasan dari tingkatan hirarki.

Ada beberapa isu penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam proses penilaian kinerja pegawai. Pertama adalah isu menyangkut kemampuan penilaian dalam mengkaitkan kinerja seseorang dengan tujuan, misi, dan visi organisasi, kedua isu tentang kemampuan dan indepedensi dalam memberi penilaian, ketiga berkenaan dengan kontrol kualitas pengukuran kinerja, keempat adalah tingkat penerimaan penilai dan pihak yang dinilai terhadap alat ukur dan isinya dan kelima adalah spesifikasi tentang apa yang diharapkan dari penilai.

Disahkanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diharapkan mampu meminimalisir isu-isu tentang pelayanan publik di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar