Senin, 10 Februari 2014

Ekonomi dan Politik Pembangunan DALAM PERSPEKTIF ISU GLOBALISASI, TEORI DEPENDENSIA, TEORI KAPITALIS & TEORI SOSIALIS



EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF ISU GLOBALISASI

Krisis pembangunan pada dasarnya merupakan bagian dari krisis sejarah dominasi dan eksploitasi manusia atas manusia lain. Proses sejarah dominasi dibagi kedalam tiga periode formasi sosial :
1.        Fase pertama adalah periode kolonialisme yakni fase perkembangan kapitalisme di Eropa yang mengharuskan ekspsansi secara fisik untuk memastikan perolehan bahan baku mentah melalui fase kolonialisme. Berakhirnya fase ini adalah pada saat terjadi Perang Dunia II.
2.      Fase kedua adalah periode era pembangunan atau era developmentalisme, ditandai dengan masa kemerdekaan negara dunia ketiga secara fisik akan tetapi dominasi negara bekas jajahan terhadap bekas koloni mereka tetap dipertahankan melalui kontrol terhadap teori dan proses perbuhan sosial mereka.
3.      Fase ketiga dunia memasuki era baru yaitu era globalisasi, menjelan abad 21 ditandai dengan liberalisasi disegala bidang yang dipaksakan melalui Structural Adjusment Program oleh lembaga finansial global dan disepakati oleh rezim General Agreement on Tarif and Trade (GATT) dan perdagangan bebas.
Globalisasi adalah proses pengintegrasian ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas yang sesungguhnya telah dicanangkan sejak zaman kolonialisme.
Istilah globalisasi sesungguhnya secara sederhana dipahami sebagai suatu proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa kedalam suatu sistem ekonomi global akan tetapi globalisasi dicurigai sebagai bungkus baru dari imperialisme dan kolonialisme.
Area-area resistensi dan tantangan terhadap globalisasi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.        Tantangan gerakan kultural dan agama terhadap globalisasi.
Di Mesir kekecewaan terhadap pembangunan juga melanda kalangan warga muslim miskin perkotaan tersebut melahirkan gerakan berbasis keagamaan (Fundamentalis Islam); di India resistensi kultural terhadap pembangunan dan globalisasi telah membangkitkan kelompok Hindu Renvivalis (Rashtriya Syayamsewak Sangh).
2.        Tantangan dari New Social Movement dan Global Civil Society terhadap globalisasi.
New Social Movement adalah gerakan sosial untuk menentang pembangunan dan globalisasi seperti; gerakan hijau, feminisme, gerakan masyarakat akar rumput. Pada dasarnya merupakan respons gerakan sosial untuk resistensi terhadap globalisasi bersifat lokal dan nasional melalui kemudahan teknologi komunikasi internet telah berkembang menjadi gerakan sosial global resistensi terhadap globalisasi.
3.        Tantangan gerakan lingkungan terhadap globalisasi.
Gerakan ini dipengaruhi oleh pikiran Rachel Carson dalam Silent Spring yang membongkar tentang kerusakan ekosistem dunia yang diakibatkan praktik ekonomi modern.

II.      EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF TEORI DEPENDENSIA

A.      Pemikiran Paul Baran
          Dalam interaksi ekonomi internasional terjadi suatu transaksi dimana faktor modal dari negeri yang memiliki produktivitas terbatas (marginal productivity) dan rendah bergerak ke negera yang memiliki produktivitas rendah, diharapkan terjadinya suatu keseimbangan antara pergerakan faktor modal antara negera maju ke negera miskin ternyata hanya bertujuan menyedot keuntungan dari negara miskin (akibat adanya investasi faktor modal dari negara maju).
          Kepincangan sosial sebagai akibat dari proses eksploitasi ini, menimbulkan reaksi-reaksi dari sebagian besar golongan terpelajar dan golongan pengusaha nasional.
          Adanya kemungkinan-kemungkinan usaha pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi yang bersifat merakyat (populis) yakni suatu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang secara dragtis dapat merubah struktur permintaan efektif yang ada dalam masyarakat dan reallokasi sumber-sumber produktif untuk memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi rakyat dengan sendirinya tidak akan terjadi (karena disabot oleh pemodal asing, pengusaha domestik dan elit berkuasa).
          Maka Pual Baran menyarankan perlu adanya penentuan dan pentingnya perubahan struktur sosial dan politik yang menopang setiap pemerintahan. Perubahan ini diatur sehingga kepentingan nasional dan kepentingan rakyat banyak secara otomatis terkontrol, dilindungi dan dipertahankan.

B.      Pemikiran Andre Gunder Frank
          Gunder Frank memulai pandangannya dengan mengemukakan secara umum mekanisme terjadinya proses usaha menterbelakangkan negara-negara miskin. Dalam kontak hubungan ekonomi antara negara-negara maju (metropolis) dengan negara-negara miskin (satelit). Hubungan ekonomi diantara negara-negara metropolis maju dengan negara-negara satelit yang terbelakang merupakan aspek utama dalam perkembangan sistem kapitalis internasional. Hubungan metropolis dan satelit ini menyentuh seluruh sektor dalam negara-negara miskin dan malahan keterbelakangan sektor tradisional diakibatkan oleh adanya kontak dengan sistem kapitalis dunia (fronting agent).
4 (empat) hipotesa yang dikaitkan dengan akibat-akibat hubungan timbal balik yang bersifat ketergantungan dan eksploitatif menurut Gunder Frank yaitu :
Hipotesa I   :   Dalam struktur hubungan metropolis dan satelit, pihak metropolis akan berkembang pesat sedangkan pihak satelit akan menuju kepada keterbelakangan yang terus menerus.
Hipotesa II  :   Bahwa negara-negara miskin (satelit) dapat mengalami perkembangan ekonomi dan menumbuhkan perkembangan industri otonom, jika tidak ada kaitannya atau hubungannya lemah dengan metropolis dari dunia kapitalis internasional.
Hipotesa III    :           Bahwa kawasan-kawasan ekspor bahan mentah primer yang sekarang sangat terbelakang dan berada pada situasi sistem feodal adalah kawasan yang pada masa lampau mempunyai kaitan yang kuat dengan metropolis dari sistem kapitalis internasional.
Hipotesa IV    :           Bahwa pertumbuhan latifundia dan hacienda (kawasan perkebunan) Amerika Latin maju bukan atas dasar penerapan sistem kapitalis asing, akan tetapi kokoh berdasarkan dinamikanya dalam memberikan respon terhadap kesempatan-kesempatan yang timbul.

C.      Pemikiran Theotoneo Dos Santos
          Menurut Dos Santos titik berat proses ketergantungan tidaklah semestinya merupakan faktor luar melainkan harus juga dikaitkan dengan faktor dalam yang ada di dalam negara-negara miskin. Ketergantungan dan efek-efek yang diakibatkannya dalam tata hubungan ekonomi di dalam negeri tidaklah dapat dinetralisasi hanya dengan melakukan pendekatan isolasi (memutuskan hubungan), tetapi harus dapat merubah struktur intern terlebih dahulu dalam setiap usaha untuk memutuskan kaitan ekonomis dengan pihak metropolis luar.

Dos Santos membagi masalah ketergantungan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.        Ketergantungan kepada kolonial (Colonial Dependence).
2.        Ketergantungan kepada industri dan keuangan (Industrial Financial Dependence).
3.        Ketergantungan kepada teknologi industri (Technological Industrial Dependence).
Dalam situasi ketergantungan kolonial dan ketergantungan kepada industri dan keuangan, ekonomi dalam negeri jajahan tidak mampu untuk menimbulkan suatu pasaran atau landasan permintaan efektif yang kokoh untuk menopang perkembangan industri di dalam negeri. Ketidakberdayaan ini disebabkan oleh dua faktor utama yakni :
1.        Sebahagian besar pendapatan nasional yang diperoleh melalui ekspor digunakan untuk membeli input dari luar negeri, sehingga yang tinggal untuk reinvestasi relatif sangat kecil.
2.        Kaum pekerja dalam proses super eksploitasi sehingga konsumen mereka relatif terbatas dan tidak dapat menimbulkan permintaan efektif yang berarti.
          Sedangkan dalam situasi ketergantungan kepada teknologi industri, kemungkinan penimbulan investasi-investasi baru di negara-negara terbelakang seluruhnya ditentukan oleh tersedianya devisa untuk membiayai mesin-mesin dan bahan mentah yang tidak diproses didalam negeri.

D.      Pemikiran Samir Amin
          Ketergantungan dan keterbelakangan dari negara-negara miskin adalah konsep pertukaran yang tidak adil (unequal exchange), menunjukan bagaimana terjadinya pengalihan surplus dari negara-negara miskin (periphery atau negara pinggiran) ke  negara-negara maju (center atau negara sentral) sebagai akibat proses perdagangan internasional diantara kedua kelompok negara tersebut.

Konsep pertukaran yang tidak adil tersebut oleh Samir Amin dijelaskan sebagai berikut :
1.        Bahwa akibat adanya rintangan dalam proses pertukaran yang tidak adil diantara periphery dengan center, maka proses transisi dan situasi ekonomi prakapitalis ke situasi ekonomi kapitalis berbeda proses transisinya dari yang pernah dialami center dulu.
2.        Bahwa akibat masuknya modal asing yang mendirikan industri baru, kerajinan rakyat dan industri kecil menjadi gulung tikar dan hancur.
3.        Walaupun ada pengembangan industri pengganti import dan timbulnya spesialisasi baru di negara terbelakang sebagai akibat operasinya perusahaan asing, namun pada hakekatnya baik sebagai produsen dan pengekspor bahan mentah maupun sebagai pengekspor barang industri negara terbelakang tetap dalam keadaan ketergantungan.
4.        Distorsi keadaan diatas, menimbulkan peningkatan jumlah bukanlah hasil evolusi dari struktur permintaan efektif maupun dari kenaikan produktivitas. Padahal sektor jasa/administratif bukan kegiatan produktif yang utama.
5.        Proses spesialisasi internasional yang tidak adil, juga menimbulkan distorsi di negara-negara terbelakng dalam bentuk penggunaan teknik-teknik produksi modern yang padat modal untuk kegiatan-kegiatan yang ringan.
6.        Dalam konteks hubungan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang maka kebocoran (leakage) yang berbentuk impor dan hoarding (simpanan yang tidak produktif) bukanlah merupakan faktor-faktor yang menentukan kecilnya pengganda (multiplier) di negara terbelakang, tetapi disebabkan rendahnya potensi permintaan efektif dalam masyarakat sebagai akibat rendahnya pendapatan, terutama rendahnya tingkat upah sehingga tidak menarik para investor untuk melakukan investasi besar-besaran.
7.        Manifestasi dari keterbelakangan negara-negara terbelakang tidaklah diukur dari rendahnya produksi perkepala, melainkan dicerminkan oleh adanya ciri-ciri struktural di negara-negara ini.
8.        Bahwa perkembangan sistem kapitalis di negara-negara terbelakang yang disebut kapitalisme pinggiran (peripheral capitalism) berbeda dengan perkembangan sistem kapitalis di negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena perkembangan sistem kapitalis di negara-negara terbelakang ditentukan oleh sistem prakapitalis yang ada sebelum sistem kapitalis masuk dalam jaringan sistem kapitalis dunia.

III. EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF TEORI KAPITALIS

Adam Smith mengemukakan teori division of labour yang terkenal dengan spesialisasi buruh dalam industri. Adam Smith merupakan orang pertama yang mengembangkan prinsip Akumulasi Kapital dalam prinsip ekonomi. Teori Adam Smith tentang Labour Theory of Value yang menjadi dasar teori kapitalisme.
Teori Smith menyebutkan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai melalui pembagian kerja dan menolak semua peraturan pemerintah yang ikut campur menghalangi perkembangan dan perluasan industri.
Ide sentral the wealth of nation adalah adanya pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggap secara otomatis dapat memprodusir macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukannya masyarakat konsumen. Jika persediaan barang yang diperlukan masyarakat turun atau menjadi langka, maka harga akan naik dan mendatangkan untung besar bagi siapa saja yang memproduksinya, sehingga mendorong munculnya pabrik-pabrik industri baru.
Dan kenaikan produksi akan mempengaruhi kenaikan jumlah (Supply) barang, akan menciptakan kompetisi antar berbagai perusahaan dan kemudian akan menurunkan harga komoditi pada tingkat harga dan ongkos produksi yang normal.

IV.    EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF  TEORI SOSIALIS

Tokoh-tokoh teori sosialisme antara lain : Vladimir Ilyich Ulyanov, Nikolai Lenin dan Stalin. Menurut Lenin kelas buruh harus belajar politik dalam semua bentuk. “Cita-cita kaum sosialis seharusnya tidak menjadi sekretaris serikat buruh, tetapi menjadi corong rakyat yang mampu bereaksi terhadap setiap tirani dan penekanan, tidak peduli dimana munculnya, tidak peduli golongan apa yang bersangkutan; yang mampu menggenalisir semua perwujudan ke dalam sebuah gambaran dari kekejaman polisi dan eksploitasi kapitalis; yang mampu mengambil keuntungan dari setiap kejadian betapapun kecilnya, untuk menyatakan di depan umum pendirian sosialis dan tuntutan demokratisnya, demi menjelaskan kepada semua orang tentang pentingnya perjuangan sejarah dunia untuk emansipasi kaum proletar. (Lenin dan Partai Bolsyevik).
          Pengertian sosialisme adalah Sitem kemasyarakatan yang melalui aksi revolusioner dari klas buruh dan sekutu-sekutunya menggantikan kapitalisme. Sosialisme adalah tingkat pertama dari masyarakat komunis, kekuasaan negara berada ditangan kaum buruh. Sosialisme adalah suatu masyarakat yang tidak berkelas (tidak ada kelas-kelas terhisap).
Jadi pada dasarnya, Teori Sosialis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.        Di dalam masyarakatnya tidak mengenal adanya kelas-kelas borjuis (tuan tanah) dan para pekerja.
2.        Dalam masyarakat dikenal adanya kelas buruh dan tani.
3.        Berbeda dengan kaum komunis, bahwa hasil pekerjaan diperoleh sesuai dengan kebutuhan, bagi sosialis, hasil pekerjaan diperoleh berdasarkan banyaknya kerja yang dilakukan.
4.        Kekuasaan negara berada di tangan kaum buruh.
5.        Menitikberatkan pada sektor industri.
Kelebihan Teori Sosialis :
a.         Tidak mengenal adanya kelas borjuis (tuan tanah) dan pekerja, yang digambarkan Lenin sebagai kelas penghisap dan kelas terhisap.
b.        Kaum pekerja/buruh dapat berproduksi sesuai dengan kemampuannya.
c.         Produksi barang meningkat karena pembangunan dititikberatkan pada sektor industri.
d.        Hasil pekerjaan dilakukan berdasarkan banyaknya pekerjaan yang dihasilkan.
e.         Karena tidak ada campur tangan negara lain, maka intervensi negara lain tidak terjadi.
Kelemahan Teori Sosialis :
a.         Pengambilalihan kekuasaan harus dilakukan melalui revolusi.
b.        Cenderung bersifat diktator, karena pengambilalihan kekuasaan dilakukan dengan revolusi.
c.         Menekankan pembangunan ekonomi pada sektor industri, sektor-sektor lain terutama sektor pertanian hanya sebagai pemenuhan kebutuhan sektor industri.
d.        Cenderung bersifat tertutup terhadap negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar