1.
Bagaimana efek dari
modernisasi, kemiskinan dan globalisasi terhadap proses kegiatan pembangunan?
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan
masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau
dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
a.
Widjojo Nitisastro, modernisasi
adalah suatu transformasi total dari kehidupan
bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
b.
Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk
dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan
yang biasanya dinamakan sosial planning.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup.
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara
berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang
"miskin".
Globalisasi sebuah istilah yang memiliki hubungan
dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia
di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
bias.
Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini
sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi
yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Krisis ekonomi menyebabkan peningkatan jumlah penduduk
miskin. Dampak keseluruhan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah bertambahnya jumlah rumah tangga
miskin di pedesaan maupun perkotaan, rusaknya struktur sosial disebabkan hilangnya
pekerjaan dan hilangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu
pendidikan, kesehatan dasar, keluarga berencana dan sosial.
Globalisasi merupakan lingkungan strategis yang akan
mempengaruhi kehidupan bangsa dimasa yang akan datang. Globalisasi disatu
sisi membawa perbaikan ekonomi yang efisien dan cukup kompetitif dalam pasar
internasional bagi Negara. Tetapi hal ini menjadi sangat beresiko karena
menimbulkan ketidak adilan dalam ekonomi, marjinalisasi dan eksploitasi sosial.
Meningkatnya ketidak adilan dapat memperburuk penanggualangan kemiskinan.
karena itu penyebab kemiskinan tidak hanya menyangkut faktor tradisional,
seperti kurang meratanya akses di bidang pendidikan, bias urban dan lainnya,
tetapi juga harus dilihat segi ketidakseimbangan global dalam kompleksitas
interaksi antaraset, pasar dan kelembagaan.
Globalisasi mentransformasi bidang perdagangan, keuangan,
ketenagakerjaan, teknologi, komunikasi, lingkungan bahkan kehidupan sosial dan kultural bangsa di dunia
dewasa ini. Proses integrasi yang tak terelakan ini dapat memberikan manfaat
yang berlimpah bagi kehidupan ekonomi, sosial dan politik serta kebudayaan.
Namun disisi lain jika tidak dikelola dengan baik akan dirasakan dampak
negatifnya. Dalam laporan world development report dilaporkan bahwa globalisasi
dapat memicu pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan
kemiskinan melalui efek ganda (multiplier
effects) perluasan peluang kerja dan peningkatan upah riil. Bagi Negara
maju karena ketersediaan dukungan berbagai keunggulan, barangkali hipotesis ini
dapat menjadi kenyataan.
Kebanyakan Negara
berkembang dengan berbagai macam kondisi keterbelakangan merasa khawatir bahwa
integrasi dunia hanya menguntungkan pemilik modal (Negara-negara maju) dan akan
menimbulkan malapetaka bagi Negara-negara berkembang. Masyarakat miskin yang
merupakan mayoritas penduduk Negara berkembang mungkin tidak dapat menikmati
peluang-peluang tercipta dan bahkan terpaksa tersisih dalam pusaran kemiskinan.
Hal ini berarti globalisasi justru dapat menghambat pemerintah dalam proses kegiatan
pembangunan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
2.
Mengapa kemiskinan
tampaknya sangat sulit untuk dapat diatasi? Dalam kasus bangsa kita?
Untuk mengatasi masalah ini
seraya berusaha mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerintah Indonesia telah
melaksanakan Triple P Strategy: Pro Growth, Pro Poor, Pro Job. Bersamaan dengan
itu, Indonesia menghadapi globalisasi yang mendorong liberalisasi pada setiap
lini perekonomian, apakah pada faktor produksi atau komoditas. Indonesia juga
menghadapi masalah korupsi dan pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah
(desentralisasi)
Pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan counter-cyclical untuk
memutar siklus ekonomi yang sedang menurun ke arah yang lebih positif, seperti
peluncuran program stimulus fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,
menjaga daya tahan perusahaan/ sektor usaha menghadapi krisis global,
menciptakan kesempatan kerja dan menyerap dampak pemutusan hubungan kerja (PHK)
melalui kebijakan pembangunan infrastruktur padat karya. Dalam hal stimulus
fiskal, pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar Rp71,3 triliun.
Di samping itu, pemerintah telah menetapkan beberapa prioritas kebijakan
ekonomi nasional, antara lain, pertama, menjaga agar sektor riil terus
bergerak. Untuk itu Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan termasuk insentif
fiskal dan mencegah terjadinya gelombang PHK seraya terus menurunkan angka
pengangguran.
Kebijakan kedua adalah menjaga stabilitas harga, terutama bahan pokok yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah terus menjaga agar angka inflasi sampai
dengan bulan Juli 2009, angka inflasi antar tahun (year on year) hanya mencapai
2,71 persen, yang merupakan angka terendah sejak tahun 2000. Dalam usaha
menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat, dilaksanakan program penurunan
tarif pajak penghasilan orang pribadi (OP), peningkatan batas penghasilan tidak
kena pajak (PTKP), penurunan harga BBM dan pemberian BLT. Selanjutnya
pemerintah menetapkan kebijakan untuk memberikan perlindungan pada masyarakat
miskin atau hampir miskin (near poor), dan menyediakan jaring pengaman sosial
(sosial safety net) kepada masyarakat lapisan bawah, seperti Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Beras
Bersubsidi (Raskin), dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersyarat.
Pada
dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program
penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Pertama,
program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada
upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa
beras untuk rakyat miskin dan program jarring pengaman
sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan
persoalan kemiskinan yang ada karena
sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Faktor kedua
yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah
kurangnya pemahaman berbagai
pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program
pembangunan yang ada tidak didasarkan
pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
3.
Menurut Anda apa yang
paling cocok adalah pendekatan pembangunan yang dapat diterapkan di Indonesia?
Pendekatan
pembangunan yang dapat diterapkan di Indonesia
Adanya
globalisasi harus dapat menjadi pendorong dan mempercepat proses adaptasi dan
implementasi pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Salah satu strategi
yang dapat ditempuh oleh pemerintah Indonesia (baik pusat maupun daerah) dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sustainable development, yaitu
mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan dalam setiap kebijakan
pembangunan. Dengan potensi besar dan beragam, Indonesia mempunyai peluang baik
untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena
itu, Indonesia harus mampu meningkatkan daya saing dengan bangsa lain didunia,
dengan memperhatikan, pertama, kemampuan menghasilkan komoditi yang lebih murah
dari pesaing yang tidak cukup menjamin keunggulan daya saing di pasar
internasional. Kedua, kemampuan untuk menyediakan produk yang sesuai dengan
preferensi konsumen yang berkembang, dan sangat menentukan keunggulan bersaing
di pasar internasional. Ketiga, keunggulan
daya saing ditentukan oleh kemampuan mendayagunakan keunggulan komparatif yang
dimiliki dari hulu hingga hillir, dalam menghasilkan produk sesuai dengan
preferensi konsumen yang berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar