Kamis, 05 Desember 2013

EFEK DARI MODERNISASI, KEMISKINAN DAN GLOBALISASI TERHADAP PROSES KEGIATAN PEMBANGUNAN

1.      Bagaimana efek dari modernisasi, kemiskinan dan globalisasi terhadap proses kegiatan pembangunan?

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
a.   Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
b.   Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan sosial planning.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".
Globalisasi sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Krisis ekonomi menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin. Dampak keseluruhan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia  adalah bertambahnya jumlah rumah tangga miskin di pedesaan maupun perkotaan, rusaknya struktur sosial disebabkan hilangnya pekerjaan dan hilangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu pendidikan, kesehatan dasar, keluarga berencana dan sosial.
Globalisasi merupakan lingkungan strategis yang akan mempengaruhi kehidupan bangsa dimasa yang akan datang. Globalisasi disatu sisi membawa perbaikan ekonomi yang efisien dan cukup kompetitif dalam pasar internasional bagi Negara. Tetapi hal ini menjadi sangat beresiko karena menimbulkan ketidak adilan dalam ekonomi, marjinalisasi dan eksploitasi sosial. Meningkatnya ketidak adilan dapat memperburuk penanggualangan kemiskinan. karena itu penyebab kemiskinan tidak hanya menyangkut faktor tradisional, seperti kurang meratanya akses di bidang pendidikan, bias urban dan lainnya, tetapi juga harus dilihat segi ketidakseimbangan global dalam kompleksitas interaksi antaraset, pasar dan kelembagaan.
Globalisasi mentransformasi bidang perdagangan, keuangan, ketenagakerjaan, teknologi, komunikasi, lingkungan bahkan kehidupan sosial dan kultural bangsa di dunia dewasa ini. Proses integrasi yang tak terelakan ini dapat memberikan manfaat yang berlimpah bagi kehidupan ekonomi, sosial dan politik serta kebudayaan. Namun disisi lain jika tidak dikelola dengan baik akan dirasakan dampak negatifnya. Dalam laporan world development report dilaporkan bahwa globalisasi dapat memicu pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan melalui efek ganda (multiplier  effects) perluasan peluang kerja dan peningkatan upah riil. Bagi Negara maju karena ketersediaan dukungan berbagai keunggulan, barangkali hipotesis ini dapat menjadi kenyataan.

Kebanyakan Negara berkembang dengan berbagai macam kondisi keterbelakangan merasa khawatir bahwa integrasi dunia hanya menguntungkan pemilik modal (Negara-negara maju) dan akan menimbulkan malapetaka bagi Negara-negara berkembang. Masyarakat miskin yang merupakan mayoritas penduduk Negara berkembang mungkin tidak dapat menikmati peluang-peluang tercipta dan bahkan terpaksa tersisih dalam pusaran kemiskinan. Hal ini berarti globalisasi justru dapat menghambat pemerintah dalam proses kegiatan pembangunan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.


2.      Mengapa kemiskinan tampaknya sangat sulit untuk dapat diatasi? Dalam kasus bangsa kita?

Untuk mengatasi masalah ini seraya berusaha mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Triple P Strategy: Pro Growth, Pro Poor, Pro Job. Bersamaan dengan itu, Indonesia menghadapi globalisasi yang mendorong liberalisasi pada setiap lini perekonomian, apakah pada faktor produksi atau komoditas. Indonesia juga menghadapi masalah korupsi dan pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah (desentralisasi)
Pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan counter-cyclical untuk memutar siklus ekonomi yang sedang menurun ke arah yang lebih positif, seperti peluncuran program stimulus fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat, menjaga daya tahan perusahaan/ sektor usaha menghadapi krisis global, menciptakan kesempatan kerja dan menyerap dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) melalui kebijakan pembangunan infrastruktur padat karya. Dalam hal stimulus fiskal, pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar Rp71,3 triliun.
Di samping itu, pemerintah telah menetapkan beberapa prioritas kebijakan ekonomi nasional, antara lain, pertama, menjaga agar sektor riil terus bergerak. Untuk itu Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan termasuk insentif fiskal dan mencegah terjadinya gelombang PHK seraya terus menurunkan angka pengangguran.
Kebijakan kedua adalah menjaga stabilitas harga, terutama bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah terus menjaga agar angka inflasi sampai dengan bulan Juli 2009, angka inflasi antar tahun (year on year) hanya mencapai 2,71 persen, yang merupakan angka terendah sejak tahun 2000. Dalam usaha menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat, dilaksanakan program penurunan tarif pajak penghasilan orang pribadi (OP), peningkatan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP), penurunan harga BBM dan pemberian BLT. Selanjutnya pemerintah menetapkan kebijakan untuk memberikan perlindungan pada masyarakat miskin atau hampir miskin (near poor), dan menyediakan jaring pengaman sosial (sosial safety net) kepada masyarakat lapisan bawah, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Beras Bersubsidi (Raskin), dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersyarat.

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jarring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.

3.      Menurut Anda apa yang paling cocok adalah pendekatan pembangunan yang dapat diterapkan di Indonesia?

Pendekatan pembangunan yang dapat diterapkan di Indonesia
Adanya globalisasi harus dapat menjadi pendorong dan mempercepat proses adaptasi dan implementasi pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh oleh pemerintah Indonesia (baik pusat maupun daerah) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sustainable development, yaitu mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan dalam setiap kebijakan pembangunan. Dengan potensi besar dan beragam, Indonesia mempunyai peluang baik untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu meningkatkan daya saing dengan bangsa lain didunia, dengan memperhatikan, pertama, kemampuan menghasilkan komoditi yang lebih murah dari pesaing yang tidak cukup menjamin keunggulan daya saing di pasar internasional. Kedua, kemampuan untuk menyediakan produk yang sesuai dengan preferensi konsumen yang berkembang, dan sangat menentukan keunggulan bersaing di pasar internasional. Ketiga, keunggulan daya saing ditentukan oleh kemampuan mendayagunakan keunggulan komparatif yang dimiliki dari hulu hingga hillir, dalam menghasilkan produk sesuai dengan preferensi konsumen yang berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar